Kamis, 30 April 2015

Sukses Tanpa Kerja Keras itu Bohong: Mas Tah Faisal

Kesuksesan sejatinya dipersembahkan bagi mereka-mereka yang bekerja keras dalam menggapainya. Bukan kepada mereka yang hanya berpangku tangan, menopang dagu, yang menghabiskan waktu dengan kepasrahan tanpa adanya action melawan nafsu, nafsu kemalasan dan kesedihan.

Tentunya, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan untuk menuai kesuksesan, namun ada pengorbanan dan perjuangan yang amat keras disana.

Sabar, dan  menjauhlah sejenak dari kebahagiaan sementara. Rela dan ikhlas terhadap waktu bahagia demi bekerja lebih keras lagi agar impian sukses kenyataan.

Boleh jadi saat ini terasa amat perih dan memilukan perasaan dalam memperjuangkannya, bertaruh dengan rayuan-rayuan  waktu yang merintangi perjalanan menuju sukses. Bertaruh dengan masa yang terus berjalan tanpa sejenakpun berhenti. Bertaruh dengan rayuan-rayuan hati yang kian semakin lemah. Namun percayalah, dengan hati yang yakin, indahnya kesuksesan akan kita tuai pada masanya Allah tentukan.

Pastikan diri kita tidak bersama dalam barisan orang-orang yang menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang semata, semasa sekarang, karenanya merekalah orang yang merugi yang akan memetik buah kepahitan, dan merana di hari kemudaian. 

Semua orang mendambakan kesuksesan, namun sedikit sekali yang bersabar dan bertahan untuk terus tetap melaju menggapainya. Karean mereka terperangkap oleh satu keterputus asaan. 

Tatkala ada sebilah batu yang menyandung kakinya, kemudian terjatuh, tersungkur dan terluka, maka orang-orang bertekad semangat bersungguh-sungguh menapaki jalan menuju sukses, ia akan berkata: Indah dalam perjalanan menuju sukses kualami. Lalu ia bangkit dan berlari kencang, tanpa menghiraukan lagi rasa sakit yang di deranya.
Namun orang-orang yang jiwa dan tekatnya lemah akan berkata : Inilah ujung jalan perjuanganku. Lalu ia berputus asa,memilih untuk berdiam bahkan kembali. Maka kegagalan yang ia peroleh, sementara kesuksesan telah menjauh darinya.

Akan banyak sekali rintangan menuju sukses. Namun kita harus menaklukkan rintangan-rintangan itu, walaupun harus dengan bersusah payah.

Kalau saja, mudah jalannya, ringan perjuangannya, bisa jadi sukses bukanlah lagi hal yang di dambakan, bukanlah lagi hal yang dianggap istimewa, bukan lagi hal yang langka, karena mudah proses menujunya.

Apa pun posisi kita, kerumitan apa pun yang menemani kita, jangan sampai berputus asa, tetaplah menuju kesuksesan.

Malam akan berakhir, hari pun akan berganti, maka kepedihan dan kerumitan pun akan berakhir dan berganti dengan senyuman. Tiada luka yang abadi, dan tiada pula sepi yang terus merantai kehipan ini. Selama kita menyakini dan mengimani, bahwasanya setiap perjuangan kita selalu ada Allah yang menemani.

Kesuksesan adalah hak setiap kita, dan kewajiban kita adalah untuk memperjuangkannya walaupun jalannya berliku.

Tidak ada orang yang gagal selain dari pada orang-orang yang berputus asa dan menyia-nyiakan waktunya.
Kesungguhan orang-orang sukses itu dengan kerja keras dan doa.
Sukses tanpa kerja keras dan doa itu bohong. 

Dan, seindah-indahnya kesuksesan adalah kesuksesan yang bermuara kepada Allah. 


Rabu, 29 April 2015

Mengejar Mimpi -Vs- Allah : Sang Desainer Kehidupan

Kendati pun telah berjuang dengan semangat yang menggelora dalam rangka mengejar mimpi-mimpi kita, tidaklah tentu apa yang kita cita-citakan, tidaklah tentu apa yang kita inginkan sesuai dengan kehendak Allah. Tidaklah tentu, kendati pun telah berkorban segenap rasa, jiwa dan raga, di siang dan malam.

Sejatinya, manusia hanya mampu berusaha, berupaya dan bertindak semampunya. Berupaya dengan sungguh-sungguh, dengan tekat yang kuat dan upaya-upaya yang baik dan optimal, sedangkan hasilnya adalah ketentuan Allah.

Doa dan Ikhtiar, yang serupa dengan kerja keras, usaha maksimal dan loyalitas seratus persen, dalam rangka mengejar mimpi adalah keharusan, sebagai bentuk kesungguhan kita, keyakinan kita terhadap masa depan yang akan menjadi ketetapan Allah SWT.

Namun, janganlah sampai hati kita lemah, jiwa kita resah, risau, gelisah dan berputus asa. Apa lagi berputus asa dari ketetapan Allah. Jangan sampai. Yakinlah ketetapan Allah jauh lebih baik dari pada apa yang kita inginkan.

Yakin, ketetapan yang Allah anugerahkan kepada kita adalah ketetapan yang terbaik dan terindah. Sekali lagi, jangan biarkan kerisauan, kegelisahan, keresahan, kesedihan dan airmata menguasai perasaan kita, merenggut keyakinan kita, merenggut kebahagian hati kita, lantaran mimpi yang kita kejar tak sesuai dengan kehendak yang Allah anugerahkan.

Allah menerangkan dalam ayatnya: boleh jadi kita benci terhadap sesuatu, padahal itu amat baik bagi kita. Dan boleh jadi kita suka terhadap sesuatu, padahal itu amat buruk bagi kita. Allah mengetahui sementara kita tidak mengetahui.

Beratnya kita berjuang mengejar mimpi-mimpi .Besarnya pengorbanan, rasa lelah, letih dan airmata.Semua itu tidaklah sia-sia, tidaklah percuma, tidak pula tanpa ada artinya. Beratnya dan besarnya perjuangan itulah yang telah mengantarkan kita meraih Anugerah indah dari Allah SWT. layaknya yang kita nikmati sekarang ini.

Ingatlah!.. Apapun yang terjadi, nikmati hidup ini, hapus airmata, berikan senyuman, karena terkadang senyuman yang INDAH itu hadir setelah airmata penuh luka.

Ingatlah!.. Waktu terus berjalan dan tak mungkin kembali lagi. Ingatlah!..Waktu tidak pernah memandang siapa, tidak juga ia akan berhenti walau hanya sejenak, kendatipun kita merasa lelah untuk berjalan bersamanya. Yang ada adalah bila kita berhenti, terdiam, maka kita akan tertinggal jauh darinya. Iya, tertinggal jauh darinya.

Kita harus tetap semangat mengejar mimpi-mimpi kita, walaupun hasil dari kerja-kerja, hasil dari upaya-upaya keras kita Allah yang menetapkan. Optimis bermimpi, merancang, mendesain masa depan yang INDAH.

Kemenangan, sejatinya dianugerahkan kepada mereka-mereka yang optimis memandang masa depan, dengan perancangan-perancangan dan upaya-upaya yang baik dan semangat.

Semasa kita mengejar mimpi-mimpi, maka iringilah ia dengan sujud dan ruku kepada-Nya agar terbawa dan terhantar kepada penghujung yang berkah.

Pada hakikatnya, bila kita telah secara totalitas, bersungguh-sungguh berdoa dan ikhtiar kepada Allah untuk mengejar mimpi-mimpi kita, namun ternyata Allah mengabulkan atau tak juga mengabulkan, atau juga tak menganugerahkan sesuai dengan keinginan kita, itu tergolong kenikmatan dari-Nya.

Tetapi, bilamana tanpa ada kesungguhan yang nyata, itulah artinya keinginan kita, mimpi-mimpi kita adalah angan-angan semata, inilah upaya-upaya yang gagal, hal-hal seperti inilah yang di sebabkan oleh tangan-tangan kita sendiri.
Maka jauhi upaya-upaya yang demikian.

Jadi jangan menyesal, jangan berputus asa, jangan bersedih hati, walau pun dalam perjalanannya seringkali tersandung bebatuan, walau pun dalam perjuangannya telah terurai keringat bahkan airmata setiakala.

Terima ketetapan Allah : Sang Desainer Kehidupan, dengan syukur dan ridha, agar hati menjadi tenang,  damai, sejuk dan lapang.

Manusia boleh saja, bahkan harus untuk bermimpi setinggi-tingginya, mendesain, dan merancang masa depan, lalu berupaya sekuat jiwa dan raga untuk mencapainya. Namun sekali lagi Allah adalah sebaik-baiknya Desainer Kehidupan. Maka Allah yang tahu pantasnya desain kehidupan kita.

Artinya, tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini, semua sudah terdesain dengan indah dan rapih oleh Allah. Sehingga kejadian masa sekarang ada proses dengan apa yang kita lakukan masa-masa sebelumnya, dan apa yang terjadi masa yang akan datang, itu ada proses dengan apa yang kita lakukan sekarang.

Semoga Allah menjadikan hati kita lapang dan ridha atas ketentuan dan ketetapan-ketetapan-Nya yang dianugerahkan kepada kita..
Aamiin..



Selasa, 28 April 2015

Akhwat Bercadar Itu

Mengertilah, bilamana seorang remaja sedang di lamun cinta, maka akan di rasa semuanya indah, indah bak permata, indah bak samudra senja yang terbentang menghiasi masa, inginnya selalu di manja, di manja dengan perasaan jiwa yang berbunga-bunga.

Mengertilah, bilamana seorang remaja sedang di jatuh cinta, maka akan dirasanya anugerah Tuhan hadir lebih mendalam, menyapa ruang hati.

Mengertilah, bilamana seorang remaja yang sedang di dera cinta, maka waktu akan ia hiasi dengan senyuman, kadang ia akan mengukirkan perasaannya dalam sebuah lembaran, panorama duniapun akan ia angkat sebagai peneguh jiwa yang akan menawan hatinya.

Menegertilah, bilamana seorang remaja yang sedang di dera cinta, bilamana di lihatnya dari kejauhan, orang yang ia kagumi, maka hatinya akan berbunga-bunga, jika di sapanya, maka hatinya akan berdegup kencang hendak jatuh, salah tingkah entah apa yang harus diperbuatnya.

Ya Allah, Engkaulah pemilik Hati ini
Engkau pula yang pemilik cinta

Ya Allah, Engkau yang Mahatahu
Engkau pula yang Maha Mengerti akan perasaan hamba

Ya Allah, kenapa Engkau hadirkan ia dalam kesunyian ini?.
Engkau hadirkan ia dikala diri ini lemah dalam hidup bersendiri.

Wahai Rabb.. Sang pemilik cinta, yang hati kami dalam genggaman-Mu, bilamana ia, ia yang Engkau hadirkan dalam keheningan malam ini adalah sebagai pendampingku yang suci, sebagai pendampingku menuju syurga maka ku titipkan ia dalam doa kepada-Mu dalam beberapa masa ini, agar kami tak ada dalam kemaksiatan, agar kami terhindar dalam perkara dosa, agar kami tertahan dari nafsu. Dan akan ku jemput ia, di masa yang INDAH, dimasa yang Engkau Ridhai.

Wahai Rabb.. Sang Pemilik keheningan malam , yang rasa kami dalam genggaman-Mu, bilamana, ia yang  hadir dalam keheningan malam ini adalah karena nafsuku, Ku pohon pada-Mu, jauhkan ia dari masa pengharapanku, agar terhindar dari berpikiran kepadanya.

Aamiin..


Senin, 27 April 2015

Never Give Up: Sampai Allah Berkata "Waktunya Pulang"

"Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: kami telah beriman, padahal mereka tidak di uji lagi?, dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut:2-3).

Ketika bumi terasa menyempit di karenakan himpitan persoalan hidup, dan jiwa tertekan oleh beban berat kehidupan yang di pikul, maka menyerulah: "Ya Allah".
Demikianlah nasihat DR.Aidh Abdullah Al Qarni dalam bukunya Laa Tahzan.

Kehidupan seringkali menyesakkan dada, dikala musibah datang terus melanda, ujian dan cobaan tak juga kunjung reda, menjauh dan melepas dari diri.

Kehidupan seringkali memilukan perasaan jiwa, di kala orang-orang yang kita cintai, orang-orang yang kita sayangi, menjauh, menghilang, pergi meninggalkan kita.

Kawan, kehidupan ini memang getir, pahit, pilu, luka dan airmata, karena Allah menginginkan kebahagian itu bukanlah di dunia tempatnya, namun nanti di syurga-Nya. Iya, di syurga-Nya kebahagian itu adanya.

Dalam perjalanannya, kita, manusia seringkali di hadapakan dengan permasalahan, di rundung permasalahan yang terus menggelayut dalam kenyataan kita

Walaupun ujian dan cobaan bertalu-talu, jangan sampai kita tersesat, menjauh dari Allah tanpa arah karananya. Pahamlah pada hakekatnya ujian dan cobaan yang bertalu-talu itu bukan untuk menyesatkan kita, bukan untuk menjauhkan kita dari-Nya, namun agar menguatkan keimanan kita, menjaga kita dari fana-nya dunia ini, agar kita sadar, agar kita selalu dekat kepada-Nya, agar terasa indah ketika berdoa kepada-Nya. Fahamlah, ujian dan cobaan Allah anugerahkan kepada kita yang terus menerus, yang bertalu-talu itu adalah tanda cinta dan sayangnya Allah kepada kita.
Fahamlah, karana tanpa adanya ujian, cobaan, masalah dalam hidup ini bisa saja kita terlena, atau lemah dalam beriman, lemah dalam menjalani kehidupan ini.

Fahamlah, karena dengan ujian dan cobaan yang Allah berikan kepada kita, maka Allah akan mengangkat derajat kita di hadapan-Nya. Maka janganlah kita bersedih hati atau lemah.
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamu adalah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu adalah orang-orang yang beriman". ( QS. Al-Imran:139).

Jangan sampai ketika kesusahan, kepayahan, musibah melanda kita, kita memborongnya dengan sejuta keluhan dan penyesalan. Fahamilah, ketetapan Allah adalah ketetapan-Nya yang pasti terjadi, baik senang, luka, duka dan bahagia adalah semuanya ujian dan cobaan yang harus kita syukuri, bersabar dan ikhlas dalam menerimanya.

Allah tidak akan menguji kita dengan beban yang melebihi kemampuan kita, tidak akan pernah melebihi kemampuan kita.
"Allah tidak akan membebani hamba-Nya, melainkan sesuai dengan kesanggupan hamba-Nya". (QS. Al-Baqarah :286).

Ujian dan cobaan yang Allah anugerahkan kepada kita, baik berupa musibah, kesusahan, kepayahan dan sebagainya, itu adalah yang terbaik bagi kita.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui". (QS. Al-Baqarah:216).

Meskipun ujian dan cobaan terus melanda jiwa, melanda kehidupan kita janganlah kita berputus asa, berharaplah kepada Allah. bertawakkallah kepada-Nya disiang dan malam.
"Cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan selain dari-Nya, Hanya kepada-Nya aku bertawakkal". (At-Taubah:129).
"...dan janganlah kamu berputus asa terhadap rahmat Allah...."(QS. Yusuf:12).

Ujian dan cobaan dalam hidup tak akan pernah hengkang dari kehidupan kita, ia akan selalu menjadi teman kehidupan kita. Jangan kau kira orang-orang yang kau lihat hartanya melimpah, kaya,mereka tidak di uji, sejatinya mereka juga sedang di uji. Setiap kita, kadar ujiannya pun berbeda-beda sesuai dengan kesanggupan kita.

Namun ia akan ada hentinya, dan berganti dengan kemanisan. Bagaikan masa, selepas gelap malam akan tiba terangnya siang. pun juga dengan hujan pasti akan ada redanya. Selepas ujian akan ada kenikmatan.

Bilamana tak kau temui manisnya kebahagian selepas ujian yang melanda dalam hidup ini, maka akan kau temui ia di surga-Nya.

Hidup adalah proses ujian
Hidup adalah belajar kesabaran
Tanpa ada batas umur
Tanpa ada kata tua

Jatuh, berdiri lagi..
Kalah, mencoba lagi..
Gagal, bangkit lagi..

"NEVER GIVE UP"
Sampai Allah Berkata:" Waktunya Pulang".


Minggu, 26 April 2015

Cinta Tak Terucap

Cinta hanya akan indah, bilamana didasari dengan kasih dari-Nya, karena Cinta berasal dari Sang Pencipta (Allah), maka Cintailah Allah, kelak kau akan menemukan cinta yang amat INDAH selamanya.

Cinta adalah kesabaran, kesabaran menanti masa yang indah untuk di ucapkan.

Cinta adalah keikhlasan, keikhlasan, bilamana cinta yang kita simpan dalam hati, cinta yang kita hias dalam doa, ternyata Allah belum juga menganugerahkankan kepada kita.

Cinta adalah airmata, airmata karena terkadang ia menyanyat relung jiwa yang dalam. Karenanya sadarilah, jangan sampai cinta karena nafsu.

Cinta sejati, mendengar apa yang tidak dikatakan. Mengerti apa yang tidak dijelaskan. Sebab cinta tidak hadir dari bibir, lidah atau fikiran, namun cinta lahir dari HATI.

Kalaulah memang di jatuh cinta, tidaklah perlu merayu kepada empunya diri, tapi merayulah kepada Allah. Dia milik Allah, Allah yang berkuasa menggerakkan hatinya.

Cinta, adakalanya ia pergi. Jangan sesali yang telah pergi, jangan tangisi yang telah pergi, yang telah tiada, tetapi bangkitlah dan binalah yang telah pergi dan tiada.

Cinta adalah sesuatu yang tumbuh, merekah, dan menebarkan pesona wewangi-wangian-Nya.tanpa menunggu uluran tangan-tangan sang musim.

Bilamana masanya nanti tiba, maka, kala itulah masa yang terasa sangat indah, seseorang yang selama ini tersimpan namanya dalam hati yang terbalut dalam doa, kini ada bersama dalam satu ikatan cinta yang suci.

Senyumnya yang semula membuat hati berbunga-bunga, lakunya yang membuat jiwa menaruhkan harapan, kini ia ada disampingmu, yang akan menemanimu untuk selamanya dalam membina rumah tangga yang di ridhai Allah.

Namun bilamana belum, maka yakinilah bahwa Allah selalu memberikan yang amat terbaik untuk kita. Tak perlu risau, tak perlu sedih, Allah pemilik Cinta yang hakiki.
Setiap persoalan bertemu dengan jawaban jawabannya. dan Allah yang Maha Tahu.kembalikan semuanya kepada Allah.

Ya Allah, bila ini bukan masanya, belum saatnya,
jarakkanlah kami, pisahkanlah kami,
Agar kami terhindar dari dosa dan sia-sia.
Agar kami tak mengundang murka-Mu,
Temukan kami dengan cinta yang Kau Ridhai
Aamiin....

Pemuda

Masa muda, masa di mana gelora semangat sedang berkobar-kobarnya. Masa muda, masa di mana orientasi inspirasi mengalir dengan cepat. Masa muda, masa produktif untuk mengukir sejarah.Masa muda, masa untuk berkarya sebanyak-banyaknya tanpa batas.

Pemuda, layaknya mentari, yang memberikan cahaya penerangan, memberikan energi positif, memberikan semangat, memberikan motivasi kehidupan, memberikan harapan, memberikan keindahan dunia.

Bahkan menurut DR. Yusuf Qardhawi, pemuda di ibaratkan matahari yang bersinar di jam 12, artinya sangat panas dan terang. Begitulah pemuda.

Pemuda, dimasa itu kita harus mengisi bahan bakar yang sebanyak-banyaknya agar tak berhenti di pertengahan jalan sebelum sampai tujuan kita, sebelum sampai cita-cita yang kita dambakan.

Pemuda!. kita harus membangun karakter yang insani, karakter yang islami, karakter yang tangguh, karakter yang kuat. Karenanya di pundak pemuda telah ada beban yang sangat berat, beban amanah yang harus kita pikul.

Sejarah menerangkan kepada kita, bahwasanya peran pemuda telah meletakkan kisah yang patut untuk di kagumi. Di Indonesia, kemerdekaannya tak lepas dari peran pemuda. Di Mesir ada Hasan Al Banna dkk. Pun juga dengan sejarah keemasan islam, Muhammad Al fatih diantaranya yang menaklukkan konstantinopel, yang kala itu konstantinopel menjadi sebuah kerajaan yang terkuat dan termegah dimasanya dan menjadi dambaan semua para pemimpin-pemimpin kerajaan.

Pemuda adalah mereka yang merelakan dan mengikhlaskan serta mengorbankan semangatnya untuk perjuangan melawan segala hal keterbelakangan, ketertinggalan, keterkurangan,keterbatasan, kebodohan dan kemalasan. Mereka yang selalu siap dalam pertempuran, yang selalu siaga akan ancaman yang membahayakan. Pemuda adalah mereka yang pantang menyerah, mereka yang pantang putusasa, mereka yang pantang berdiam diri, mereka yang pantang berpangku tangan, dan bertopang dagu.

Pemuda adalah mereka yang tak mengenal rasa takut, dan rasa lelah. Pemuda adalah mereka yang memegang teguh amanah.

Pemuda adalah mereka yang  semangatnya tak akan bisa tergantikan, mereka yang semangatnya tak akan lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan. Pemuda adalah mereka yang tertanam dalam jiwanya semangat sepanjang masa.

Pemuda adalah mereka yang tak mengeluh atas hal-hal kecil,mereka yang bekerja keras, mereka yang tidak menyia-nyiakan waktu yang Allah anugerahkan.

Pemuda adalah mereka yang bertahan dalam ujian, dan taat atas perintah dan larangan Allah SWT.

Pemuda mempunyai kehebatan tersendiri.
Sukarno berkata" Berikan aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia".

Pemuda, dalam dirimu ada gejolak yang sangat tinggi, ada pertentangan yang sangat kuat, yaitu nafsu, dorongan antara kebaikan dan keburukan. Maka lumpuhkan nafsu buruk itu agar kita menjadi pemuda yang sesungguhnya berada dalam naungan Allah SWT, sesuai dengan sabda Rosul, bahwasanya pemuda yang beribadah kepada Allah SWT, maka naungan Allah kepadanya (Pemuda).

Jadilah kita pemuda yang semangat, pandai mensyukuri nikmat Allah, bermanfaat, produktif dan beriman dalam rangka tujuan atau muaranya adalah Allah SWT.
Pemuda, kau akan menuai hasil kerja kerasmu, kau yang akan merasakannya, pahit ataukah manis adalah sesuai dengan kerja keras masa mudamu.

Life is a Competition

Di Afrika setiap pagi, seekor rusa terbangun dan harus berlari setidaknya lebih cepat dari pada rusa yang paling lambat agar dia bisa hidup hari itu tanpa dimakan binatang buas. 

Begitu juga halnya seekor singa, begitu terbangun dia harus berusaha setidaknya lebih cepat dari pada rusa yang paling lambat. Supaya dia bisa bertahan hidup dan tidak mati kelaparan. 

Tidak peduli anda mau menjadi rusa atau singa hari ini. Yang pasti hidup anda akan terus berjalan, waktu akan terus bergulir tanpa menunggu siapa pun. Waktu selalu berlari cepat meninggalkan kita.
Tanamkanlah di dalam hati kita bahwa setiap mata kita terbuka di pagi hari, begitu terbangun, perlombaan sudah di mulai. Mau tidak mau kita harus berusaha sekuat tenaga mengejar segala ketinggalan kita menuju cita-cita yang selama ini kita ingnkan.

Perlombaan kita, manusia, tidaklah begitu dramatis layaknya Rusa dan singa di Afrika. Tapi tanpa kerja keras, tujuan yang nyata, planning serta keyakinan yang teguh , kesiksesan tidak akan menghampiri, kesuksesan tidak akan kita peroleh, tidak akan kita tuai, tidak akan kita petik. Kesuksesan hanya akan jadi angan-angan yang tak sampai.

Nyatanya masih terlalu sering kita mengeluh dengan kehidupan ini, dengan permasalahan-permasalahan yang kecil, dengan hal-hal yang sejatinya bilamana kita jalani akan teratasi. Dan masih sering kita menyia-nyiakan waktu berlalu begitu saja tanpa makna, tanpa adanya kebermanfaat, kebermanfaatan untuk diri kita pribadi atau kebermanfaatan yang menyangkut orang-orang di sekitar kita.

Terlalu sering kita mempermasalahan sesuatu sehingga menghambat dan menghabiskan energi serta waktu yang Allah Anugerahkan kepada kita, dengan kesia-siaan kita menghabiskan waktu itu.

Bila kenyataannya kita adalah seekor singa atau rusa, hampir di pastikan kita tidak ada waktu untuk mengeluh, sedikitpun, sedikitpun tak ada waktu untuk mengeluh. Padahal, kita layaknya Insan manusia yang memiliki segala kelebihan dari rusa dan singa harus lebih pandai berlari tanpa harus mengeluh dengan keadaan.

Jadi, tinggalkanlah sifat bersungut-sungut dan menyalahkan segala sesuatu.
 
Berlarilah terus tanpa menghirau segala sesuatu, ini jauh lebih baik yang harus kita lakukan, dari pada kita harus terdiam  mengeluh akan keadaan, sementara waktu terus berlari meninggalkan kita.

Berlari,berlari sekuat tenaga, berlari sekencang-kencangnya, inilah yang akan membuat kita berhasil dan beruntung.

Life is a competition.
Competition with time and the competition with our neighbor.


Sabtu, 25 April 2015

Cinta Karena Ilahi








Ya Allah, bilamana di pagi ini tersimpan kebencian,
Maka hapuskanlah kebencian itu Ya Allah,
Gantikanlah ia dengan cinta-Mu.

Ya Allah, bilamana pagi ini ada ada kekecewaan dalam jiwaku,
Maka, hapuskanlah kekecewaan itu Ya Allah,
Gantikanlah ia dengan cinta-Mu.

Ya Allah, bilamana pagi ini ada rasa keputusasaan,
Maka, hapuskanlah Ya Allah Rasa keputusasaan itu,
Gantikanlah ia kepada Keyakinan kepada-Mu.

Ya Allah, bilamana pagi ini telah tergoreskan airmata
Maka, hapuskanlah airmata itu Ya Allah,
Gantikanlah ia kepada Keteguhan cinta kepada-Mu.

Ya Allah, Labuhkan cinta kami karena cinta-Mu

Kawan, cinta yang sejati adalah cinta yang tersandar dalam hati, cinta yang karena Ilahi.
Karana, tiada yang lebih mengerti akan perasaan kita selain Allah. Tiada pula cinta yang selalu setia setiap kala, di kala kita luka, duka dan  airmata selain dari pada cinta Ilahi.

Kawan, cinta itu seindah samudra senja yang berkilau yang membentang, ia memberikan keteduhan dan kedamaian dalam hati.
Ia menguatkan dan meneguhkan. Ia pula sebagai penawar kala rindu.

Maka, kawan, bercintalah karana Ilahi, karana cinta yang di labuhkan kepada-Nya akan kekal dunia dan akherat.

Semoga Allah membimbing cinta kita, Cinta karena Ilahi.Bukan cinta karena Nafsu. Cinta karena Ilahi adalah seindah-indahnya cinta, dan ia pulalah anugerah cinta yang terindah.
Semoaga cinta-Nya disetiap sujud dan tasbih serta doa-doa kita.


I

Jumat, 24 April 2015

Tiada Pilihan Lagi Selain Sukses

Orang macam saya, ya memang sudah tiada pilihan lagi selain menuai kesuksesan. Ya sukses, sukses secara materi dan juga dalam hal yang lainya. Tak ada tawaran lagi yang lain. Tak ada pilihan lagi yang lain. Walau pun bisa memilih, pasti pilihannya hanya ada dua,ialah antara sukses dan tidak.

Walau pun harus tertatih-tatih merangkak menuju kesuksesan, insya Allah hal ini akan tetap dijalani. Tak peduli sebesar apa rintangan yang akan menyapa diri ini, dengan kesungguhan dan kesabaran, aku akan tetap melangkah.

Bagaimana mungkin aku harus terdiam, sementara waktu terus berjalan, waktu berjalan  tak mengenal apakah kita sedang terjatuh sedalam-dalamnya atau sedang berjayanya.

Aku menyakini, Allah akan selalu membersamaiku, di kala aku jatuh dan tersungkur sekalipun, sehingga tak ada alasan bagiku untuk tidak bangkit. Aku harus BANGKIT. Aku harus BANGKIT. BANGKIT. BANGKIT.

Dikala orang lain mentertawakan diriku sekali pun, menjauh dan menganggap diriku tak berdaya, akan ku pastikan tak sedikitpun hal ini mempengaruhi mental saya untuk SUKSES.

SUKSES bukan di tangan-tangan orang yang hanya santai, berdiam dan nyaman, tapi sukses ada di tangan orang-orang yang bekerja keras, bergerak dan dalam TROUBLE.

Selayaknya muslim, aku menyakini selepas malam akan ada siang, artinya kesuksesan pasti akan datang. Bak Rosulullah dan para sahabatnya menyakini bahwa ISLAM adalah rahmatan lil alamin, rahmat untuk alam. Keyakinan itu pula yang aku yakini.

Tidak mudah menggapai kesuksesan, tidak bisa di tuai dengan berpangku tangan, tak juga dengan lamunan. Menuai kesuksesan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, namun untuk menuai kesuksesan akan banyak airmata dan perasaan yang akan kita korbankan.

Pengorbanan itu sementara, pengorbanan itu yang akan nanti kita tuai, yaitu sukses, tentunya sukses dalam banyak hal, yaitu sukses dunia akherat. Artinya muara kita mencapai kesuksesan adalah Allah SWT.

Kamis, 23 April 2015

Cintai Dia Dalam Diam, Dengan Kesederhanaan dan Keikhlasan


Cinta adalah fitrahnya manusia, ia hadir setiap kala, sepanjang perjalanan. Cinta mampu merangkaikan kisah indah setiap insan. Karana darinya ada kekuatan yang membuncahkan. Cinta bak permata yang harus kita jaga, agar tak di renggut oleh orang-orang yang tak sudi dengan keindahan.

Cintai dia dalam diam, dengan kesederhanaan dan keikhlasan.

Ketika cinta kini hadir tidak untuk Yang Maha Mengetahui, saat secercah rasa tidak lagi tercipta untuk Yang Maha Pencipta izinkanlah hati bertanya untuk siapakah ia muncul dengan tiba-tiba, mungkinkah dengan ridha-Nya atau hanya mengundang murka-Nya.

Jika benar cinta itu karena Allah, maka biarkanlah ia mengalir mengikuti aliran Allah, karena haikatnya ia berhulu dari Allah maka ia pun berhilir hanya kepada Allah.

"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah". (QS. Adz-Dzariyat:49).

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sehayamu lelaki dan hamba-hamba sehayamu yang wanita. Jika mereka miskis Allah akan memampukan mereka denagn Karunia-Nya. ".(QS. An Nuur:32)

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cendrung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.". (QS. Ar Rum:21)

Tetapi jika kelemahan masih nyata dipelupuk mata maka bersabarlah.. berdoalah..berpuasalah..

"Wahai kaum pemuda, siapa saja diantara kamu yang sudah sanggup menikah, maka menikahlah, sesungguhnya menikah itu memelihara mata, memelihara kemaluan, maka bila diantara kamu sanggup untuk menikah, berpuasalah, karena sesungguhnya puasa tersebut sebagai penahannya." (Hadits).

"Dan janganlah amu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.". (QS. Al Israa:32).

Cukup cintai dia dalam diam..

Bukan karana membenci hadirnya, tetapi menjaga kesuciannya, bukan karan menghindari dunia, tetapi meraih syurga-Nya, bukan karana lemah untuk menghadapinya, namun menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus menyelusupi.

Cukup cintai dia dari kejauhan..

Karana hadirmu tiada akan mampu menjauhkannya dari ujian, karana hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan, karana mungkin sajakah membawa kelalaian hati-hati yang terjaga.

Cukup cintai dia dengan kesederhanaan..

Memupuknya hanya akan menambah penderitaan, menumbuhan harapan, hanya akan membumbui  kebahagiaan para syetan
 
Maka cintailah dia dengan keikhlasan..

Karana tentu kisah Fatimah dan Ali diingini oleh hati, tetapi sanggupkah semua berakhir seperti sejarah cinta Salman Al Farisi.?.

"...boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.".(QS. Al Baqarah:216).

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampuana dan rezeki yang mulia (syurga).". (QS. An Nuur:26)

Cukup cintai dia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan.

Karana tak ada yang tahu rencana Tuhan, mungkin saja rasa ini ujian yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan.

Karana hati ini begitu mudah untuk di bolak-balikan, serahkan saja yang tiada sanggup dijadikan halal itu pada Yang Memberi dan Memilikinya, Biar Dia yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada waktunya.

"Barang siapa yang menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga. " (Umar Bin Khattab ra).

Pilihan ALLLAH itu yang TERBAIK

Semoga bermanfaat. Insya Allah.
Bilamana catatan ini di rasa bermanfaat bagi para Sahabat, silahkan Share..
Allah Yang Maha Mengetahui.


Rabu, 22 April 2015

Izinkan Aku Menikah Tanpa Pacaran

Pernikahan adalah proses penghalalan antara dua insan yang berbeda jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Halal dalam hal melakukan cumbu rayu, berkhalwat, tidur bersama dalam satu ranjang bahkan melakukan hubungan badan atau hubungan intim. Pernikahan sebagai bentuk keseriusan akan rasa cinta-kasih. rasa saling memilki dan se-iya se-kata. Sifat hakikat pernikahan adalah suci, sejati dan sakral "misaqan galizan", artinya pernikahan tidak di buat main-main belaka. Pernikahan diwajibkan ada kesungguhan dalam berumah tangga,  suami-istri tahu hak dan kewajiban masing-masing serta semata-mata mencari ridha Allah SWT.

Pernikahan akan membina, akan menjalin kehidupan yang bahagia. Pernikahan menyatukan cinta, kasih sayang yang suci dua insan. Menyatukan dua belahan jiwa. Disana taman impian yang indah, taman impian, taman idaman dua insan yang saling di jatuh cinta.Pernikahanlah hakikat cinta yang sejati. Dengan ikatan tali pernikahan dua insan akan saling menguatkan, akan saling memberikan energi yang dahsat. Denagn pernikahan, maka sempurnalah agamanya.

Rosul bersabda :Jika seorang menikah, maka ia tekah menyempurnakan separuh agamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah untuk separuh yang lainnya. (HR. Al Baihaqi).

Indah bukan pernikahan itu?.
Lalu bagai mana dengan pacaran?. Coba kita renungkan ayat Allah : "Janganlah kamu sekalian mendekati perzinaan, karena zina itu perbuatan yang keji.." (QS. Al-Isra :32).

Artinya pacaran dalam islam itu tidak ada, karena pacaran adalah salah satu celah zina, zina itu banyak macamnya loh, diantaranya ada zina mata, zina telinga, zina hati dan zina intim (kalau tak salah begitu). Nah kalau pacaran zina apa ya?.  Wah kalau pacaran, bisa zina mata ketika saling berpandangan, bisa juga zina hati, zina fikiran ketika sering memikirkan si doi, zina tangan saat saling berpegangan tangan, ujung-ujungnya zina-zina yang lainpun ngekor, karena syetan mudah sekali menggoda dua insan yang cintanya demikian.

Soo tunggu apa lagi, sudah jelas bukan bahaya pacaran?. Zina, iya, zina. Sementara Allah memerintahkan untuk menjauhi zina.

Tapikan bisa pacaran islami. Iya, bisa. Pacaran islami itu setelah menikah, setelah ia halal untukmu. Kalau belum menikah itu namanya pacaran syaitoni. Apapun embel-embelnya pacaran sebelum menikah adalah HARAM, DOSA. DOSA...(lebay).

Lantas kalau tak pacaran bagaimana saya tahu tentang dia?. Kan saya inginnya suami-istri yang baik. Ssstt... Islam itu INDAH dan PARIPURNA, tak setengah-setengah. Islam adalah kurikulum kehidupan. Artinya, ketika berpacaran di larang, maka islam memberikan solusi. Tenang ya ada solusinya, islam mengajarkan hal itu. Jika dirimu sudah siap dan niat untuk menikah, dalam islam ada yang namanya ta'aruf. Ta'aruf yaitu perkenalan, antara individu satu dengan individu yang lain, artinya disini adalah perkenalan dirimu dengan si dia yang akan kau nikahi karena Allah.

Nih sebelum jauh ada hal yang harus di perhatikan.
1. Siapkan diri. Kesiap ilmu mental, psikologis, finansial dll. Untuk apa?. Yah agar kau tak gentar dengan kehidupan baru dengan sang kekasihmu, dan bekal imam bagi suami serta ummi yang cerdas bagi istri.
2.  Pengkondisian orang tua. Yah untuk memperlancar proses ta'aruf.
3. Membuat biodata / CV ta'aruf. Untuk mempermudah proses tukar menukar data.
4. Mencari perantara atau pendamping. Rosul bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan wanita, karena syetan menjadi yang ketiganya. (HR. Ahmat dan Tirmizi). Kebayangkan ya?.
5. Obsevasi pra ta'aruf. Untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai sosok yang sekiranya kriterianya cocok dengan anda dan orang tua anda harapakan.

Setelah lima di atas beres, maka langkah selanjutnya adalah ta'aruf. Proses ta'aruf di awali dari tukar-menukar biodata, proses mediasi ta'aruf online, proses ta'aruf langsung / mediasi ofline, proses istikhoroh, proses ta'aruf ikhwan ke keluarga akhwat, proses ta'aruf keluarga akhwat ke keluarga ikhwan. proses ta'aruf antar kedua keluarga, proses khitbah / lamaran, proses persiapan pernikahan, hingga pada akhirnya hari pernikahan.

Indah bukan, insya Allah cara-cara yang demikian di berkahi dan di ridhai Allah. Tak perlu kita mencari-cari cara lain yang tak halal. Dengan proses islam maka kita selamat dunia akherat Insya Allah.

Soo, bagi yang masih pacaran dan belum menikah, mulai saat ini juga putuskan, buuang aja pacarmu ke tong SAMPAH..hehe... Sssttt, jangan lupa kalau buang sampah sesuai dengan jenisnya ya.
Hayoo menikah, segerakan sempurnakan agama, bila mana sudah siap.Tapi kalau belum siap, jangan coba-coba pacaran ya. Aku mau menikah tanpa pacaran dan berpacaran setelah dia halal bagiku, karena itu jauh lebih indah dan berkah.

Demikian oretan-oretan saya, smoga Allah memberkahi dan meridhai.. Aamiin..

Selasa, 21 April 2015

Ya Allah Aku Jatuh Cinta

Wahai Allah, aku sedang jatuh cinta. Wahai Allah, tuntunlah rasa cintaku kepada keridhaan-Mu , agar terhindar dari perzinaan. Wahai Allah, damaikan hati ini dengan ketentuan cinta-Mu, agar tak terbisik oleh nafsu yang menghantarkan kepada lembah yang berdosa. Wahai Allah bawalah cerita cintaku kepada berkah-Mu, agar kami tak tersesat dalam berarah. Wahai Allah, jadikan cintaku agar lebih indah bermesraan dengan-Mu di seprtiga malamku, di kala butiran-butiran airmata menghantarkan Rindu kepada cinta semata karena-Mu.

Setiap insan, fitrahnya di anugerahkan rasa cinta, rasa cinta kepada harta, wanita dan perhiasan dunia lainya. Fitrah cinta akan INDAH bilamana kita pandai membawanya kepada tuntunan ALLAH SWT.
Fitrah cinta akan Berkah bilamana kita pandai menghiasnya dengan ridha Allah Swt.

Cinta itu kisah yang indah. Ali, pemuda yang menaruh rasa cintanya kepada Fatimah putri Rosul.Cinta Ali kepada Fatimah begitu indah dan terjaga. Cintanya tersembunyi dalam hati yang di balut dengan perasaan yang terjaga hati yang suci, sampai-sampai setanpun tak tahu tentang perasaan Ali yang menaruh rasa cinta kepada Fatimah.Pun juga sebaliknya dengan Fatimah yang menaruh perasaan cinta kepada Ali.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorabanan.

Bagai mana Ali merasa tersentak ketika mendengar Abu Baqr Radiallahu'anhu seorang yang keimanannya tak lagi di ragukan, yang kedermaannya sungguh sangat luar biasa, yang pembelaannya terhadap islam tak lagi tertandingi, yang keilmuannya tak lagi di ragukan, yang kecintaannya kepada Rosul melebihi dirinya sendiri, yang turut berjuang membela Rosul paling utama, tiba-tiba melamar Fatimah putri Rosul. "Allah mengujiku rupanya", batin Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ‘Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ‘Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ‘Utsman, ‘Abdurrahman ibn ‘Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ‘Ali.
Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ‘Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ‘Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakar sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. “Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ‘Ali.
“Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”
Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.
Ialah Umar Ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. 
Walaupun Umar masuk islam 3 tahun belakangan, tapi siapa yang menyangsikan kecerdasannya mengejar pemahaman, siapa yang menyangsikan pembelaannya yang luar biasa terhadap Rosul yang berani terang-terangan kepada siapa saja yang menentang kehendaknya maka akan di kisahkannya tentang keluarga mereka yang akan menangis karena kepalanya terpenggal, karena berani menentang Umar.
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ‘Umar melakukannya. ‘Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti
Ia mengambil kesempatan
Itulah keberanian
Atau mempersilakan
Yang ini pengorbanan

Maka ‘Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ‘Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ‘Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ‘Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
“Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. “Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. “
“Aku?”, tanyanya tak yakin.
“Ya. Engkau wahai saudaraku!”
“Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
“Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
‘Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
“Engkau pemuda sejati wahai ‘Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, “Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
“Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
“Entahlah..”
“Apa maksudmu?”
“Menurut kalian apakah ‘Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
“Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
“Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !”
Dan ‘Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ‘Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
‘Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ‘Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu” ini merupakan sisi ROMANTIS dari hubungan mereka berdua.
Itulah kisah CINTA Ali dan Fatimah. Maka kita pun hakikatnya mempunyai kisah cinta yang indah pula bila tuntunannya Allah. Cinta itu perjuangan, cinta itu pengorbanan, cinta itu mempersilahkan, cinta itu keberanian.
Jadi bilamana kita memang sudah terjatuh cinta kepada seseorang, maka labuhkanlah dalam kehalalan, agar indah pada waktunya. Namun bilamana cinta kita kepada seseorang belum mampu untuk di labuhkan dalam kehalalan, maka kata Rosul, kekanglah dengan berpuasa agar tak lampau menjadi nafsu setan.
Jaga cinta agar indah dan berkah, dan ikatlah ia dengan kesuci Allah swt.